Diberdayakan oleh Blogger.

Clock

About Me

Foto Saya
Reyhan Sofyan
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Mulawarman yang sedang berusaha lulus kuliah. Hobi : selalu lapar. Cita2 : selalu kenyang.
Lihat profil lengkapku

Jumat, 08 Februari 2013

The band of brotherhood 2

Cerita sebelumnya: http://rehantuuu.blogspot.com/2012/12/the-band-of-brotherhood.html?m=1

Ibu guru matematika sekali lagi memanggil siapa yang tidak membawa buku paket untuk maju ke depan. Suasana kelas hening. Gue memberanikan diri untuk berdiri dan maju ke depan kelas.

"Rehan mana buku paketmu?! Kamu udah tau kan kalau buku paket itu gak boleh ketinggalan?" Bu guru mulai berceramah.

"Kalau ketinggalan kan mau gimana bu.." Gue agak melawan.

Bu guru menelan gue hidup-hidup.

Pada akhirnya hukuman yang gue dapatkan hanya di ceramahi. Saat sekolah dasar memang muka gue lumayan tebal sehingga hal-hal semacam itu saja gak bakal mampu ngebuat gue down. Tapi setelah semua yang gue lakuin hari itu. Saat pulangan sekolah kemudian.

"Rehan.." Seorang cewek berlari ke arah gue. Itu yuli. Temen karib indah.

"Nih buku paketmu kan? Ini indah balikin.."

Gue melongok ke sekitar. Gue gak ngeliat ada indah. Hanya yuli yang berdiri di hadapan gue. Entah mengapa gue agak gondok saat itu. Bukan karena gue pengen ngedapat penghargaan atau balas budi karena perbuatan gue. Hanya setidaknya gue pengen dia sendiri yang ngebalikin buku paket ini ke gue. Namun hal itu udah gak gue pikirkan lagi. Gue menerima kembali buku paket gue langsung.

"Iya yul makasih.." Malah gue yang bilang terimaksih ke yuli yang bawain buku gue.

"Ok.."

Hari-hari berikutnya berjalan begitu biasa di sekolah. Gue masih terus melakukan tingkah-tingkah absurd dengan temen geng gue. Salah satu yang paling gue ingat adalah hari itu jam pelajaran bahasa inggris. Hari sedang panas-panasnya. Hal ini mungkin sedikit banyak mempengaruhi kondisi psikis guru bahasa inggris kami bu ninik. Ibu guru yang biasanya gak terlalu buas, hari ini lumayan membara.

"Kalian ini ribut banget udah kaya pasar aja!"Bu guru menggunakan hiperbola. Padahal udah jelas-jelas ini adalah sekolah.

"Ayo yang gak mau belajar keluar aja!"

Yopi berteriak dan berlari keluar.

"Horeeeee.."

Gue yang tempat duduknya berada di samping yopi dan sedari tadi kurang memperhatikan apa yang sebenarnya di sampaikan bu guru, dengan bodohnya tiba-tiba mengikuti si anak autis satu ini.

"Horeee...." Gue berkata hore juga sambil berlari keluar mengikuti yopi.

"............" Seisi kelas hening. Gue dan yopi masih berdiri di depan pintu dan saling menatap. Ini aneh mengapa murid yang lain masih duduk manis di bangkunya masing-masing sementara kami berdua berlari keluar seolah ini sudah jam istrihat.

Bu guru menatap kami dengan senyum licik. Kami berakhir di gantung di pohon ketapang.

Hubungan gue dengan indah sendiri semenjak tragedi buku matematika itu sama sekali tidak mengalami perubahan. Dia masih tetap sama, gak pernah menegur gue ataupun sekedar basa-basi atau berterimakasih tentang hal itu. Mungkin memang jarak antara murid teladan yang pintar dan murid bandel pada masa-masa itu memang sangat besar. Sehingga alhasil memang wajar kalau indah enggan berteman dengan gue.

Gue pun sebenarnya kurang peduli juga. Namun entah mengapa ada gondok yang tertinggal di hati. Karena justru setelah kejadian itu indah malah terkesan begitu segan dengan gue. Kapanpun gue ada di sekitar dia malah langsung ngibrit menjauh. Gue sendiri bingung apa bau gue seperti kotoran atau kenapa gitu dia malah ngejauh dari gue. Emang sih kadang dengan temen-teman gue sering main di lapangan sepakbola yang banyak tokai sapinya dimana-mana. Maklum lapangan desa. Tapi kan gue gak pernah nginjak juga tuh tokai sapi. Lagian temen cowok yang lain juga semuanya main di lapangan itu. Tapi kenapa cuma gue yang jadi terkesan di jauhin oleh si indah?

Hari-hari berlalu setelah itu. Masa kenaikan kelas akan segera kami jalani. Saat itu pergelaran seni sedang di persiapkan untuk perpisahan. Ibu guru memilih beberapa orang untuk mengisi acara. Salah satu acaranya adalah menari daerah berpasangan.

"Indah.. Kamu ikut menari berpasangan ya.." Bu guru menunjuk indah.

"Lalu pasangan cowoknya.. Hemm.." Bu guru menatap para monyet-monyet pria yanga ada di dalam kelas.

Muka para monyet-monyet kelaparan yang sangat berharap bisa bergandengan dengan si tuan putri. Sementara gue sendiri biasa aja, gue udah kurang peduli saat itu dengan perburuan tuan putri ini. Namun.

"Rehan.. Kamu yg pasangan ama indah.."

*PLAKKKK!!* gue seperti dapat tamparan tepat di wajah. Bu guru memilih gue itu menjadi pasangan menari indah saat perpisahan. Gue yang masih setengah sadar dengan apa yang terjadi langsung mendapat penganiayaan bertubi-tubi dari cowok-cowok teman sekelas gue mulai dari di toyor, di tabok, hingga di cium.

Sebuah takdir macam apa ini.

Namun cerita ini belum usai...

To be continued - band of brotherhood 3
Powered by Telkomsel BlackBerry®

separador

0 coment:

Posting Komentar

Followers